Minggu, 10 Juni 2012

LINGKUNGAN SEKOLAH

Lingkungan Sekolah yang Nyaman Memacu Siswa Untuk Berprestasi

“Kebersihan sebagan dari Iman.”
Mungkin sudah banyak penelitian tentang “Hubungan Antara Prestasi Siswa dengan Lingkungan Belajarnya”, tapi sedikit sekali penerapannya di Indonesia. Bahkan pemerintah sendiri sangat kurang memahami akan kebutuhan generasi penerus mereka ini.

Sekolah di negara maju, dalam foto ini adalah sekolah di Amerika

Melirik sekolah-sekolah di negara tetangga kita, sebut saja di Singapura, Malaysia, atau Australia, tentunya kita sudah ketinggalan jauh dengan fasilitas dan lingkungan sekolah mereka yang nyaman. Terlebih, siswa di sana juga mendapatkan kewajiban yang mengikat untuk sama-sama merawat lingkungan di sekitar sekolah. Mungkin itu sebabnya siswa-siswi di negara-negara tetangga kita lebih berkualitas secara rata-rata daripada di Indonesia.
Jika kita mencari korelasi antara lingkungan sekolah yang nyaman dengan prestasi siswa di sekolah, maka didapatlah fakta bahwa proses belajar mengajar itu memerlukan ruang dan lingkungan pendukung untuk dapat membantu siswa dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam belajar. Mengapa begitu? Karena belajar memerlukan kondisi psikologi yang mendukung. Jika para siswa belajar dalam kondisi yang menyenangkan dengan kelas yang bersih, udara yang bersih, dan sedikit polusi suara, niscaya tingkat prestasi para siswa juga akan naik.
Lingkungan Pekarangan Sekolah yang Nyaman
Bagi para siswa, tentunya kegiatan belajar mengajar memerlukan lingkungan pekarangan sekolah yang nyaman, bersih, dan cukup pepohonan. Tidak itu saja, bagi para siswa di tingkat Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak, lingkungan dengan taman bermain yang tercukupi akan membuat tumbuh kembang anak menjadi baik dan menyenangkan. Hal ini juga sesuai dengan dasar-dasar pendidikan yang memang dibutuhkan oleh siswa. Bukankah lebih baik bermain-main sambil belajar, daripada belajar sambil main-main?

Apa saja syarat-syarat lingkungan sekolah yang nyaman?
1. Lapangan bermain
Fasilitas lapangan bermain adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya yang berhubungan dengan ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain juga dapat digunakan untuk kegiatan bermain siswa, kegiatan upacara/apel pagi, dan kegiatan perayaan/pentas seni yang memerlukan tempat yang luas.
2. Pepohonan rindang
Semakin pesatnya pertumbuhan sebuah daerah menyebabkan pepohonan rindang habis ditebangi untuk dijadikan bangunan, terlebih jika harga tanah ikut melonjak naik. Inilah yang menjadikan jumlah oksigen berkurang. Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat, padahal nutrisi yang kita makan sehari-hari disampaikan oleh darah ke seluruh tubuh kita. Karena itulah dibutuhkan banyaknya pohon rindang di lingkungan pekarangan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah.
3. Sistem sanitasi dan sumur resapan air
Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting sebuah lingkungan layak untuk ditinggali. Dengan sistem sanitasi yang bersih, maka seluruh warga sekolah akan dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar. Selain itu diperlukan juga sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan agar tidak menjadi genangan air yang dapat menjadikan kotor lingkungan sekolah, atau bahkan membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik nyamuk.
4. Tempat pembuangan sampah
Sampah adalah salah satu musuh utama yang mempengaruhi kemajuan suatu peradaban. Semakin bersih suatu tempat, maka semakin beradab pula orang-orang di tempat itu. Terbukti dari kesadaran penduduk-penduduk di negara maju yang sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dalam masalah sampah di sekolah, perlunya ditumbuhkan kesadaran bagi seluruh warga sekolah untuk turut menjaga lingkungan. Caranya adalah dengan menyediakan tempat pembuangan sampah berupa tong-tong sampah dan tempat pengumpulan sampah akhir di sekolah, dan memberikan contoh kepada siswa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya.
5. Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung
Adanya kasus di beberapa daerah, misalnya lingkungan sekolah yang dekat dengan pabrik yang bising dan berpolusi udara, atau lingkungan sekolah yang berada di pinggir jalan raya yang selalu padat, atau bahkan lingkungan sekolah yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau sungai yang tercemar sampah sehingga menimbulkan ketidaknyamanan akibat bau-bau tak sedap. Kasus-kasus tersebut adalah kasus yang perlu penanganan langsung dan serius dari pemerintah. Lingkungan sekitar sekolah yang seperti itu akan dapat menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau bahkan penurunan kualitas kecerdasan akibat polusi tersebut. Karena itulah sudah saatnya pemerintah memperhatikan generasi penerusnya ini, karena beberapa kasus terjadi malah diakibatkan pemerintah itu sendiri. Contohnya, sebuah sekolah yang sudah berada di lingkungan yang mendukung, tapi tiba-tiba harus merasakan imbas dari pembangunan proyek di sekitar sekolah itu akibat pemerintah yang tidak mengindahkan sistem tata kota yang sudah ada.
6. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat
Banyak sekali adanya kasus tentang bangunan sekolah yang roboh di Indonesia. Entah itu karena bangunannya sudah tua, ataupun bangunan baru yang dibangun dengan asal-asalan. Ini juga adalah kewajiban pemerintah untuk mengatasinya. Karena bangunan sekolah sudah semestinya dibangun dengan kokoh dan memiliki syarat-syarat bangunan yang sehat, seperti ventilasi yang cukup dan luas masing-masing ruang kelas yang ideal.
Mungkin banyak sekali  syarat-syarat lingkungan sekolah yang nyaman, tapi keenam poin di atas sudah cukup untuk menjadikan suasana belajar dan mengajar yang menyenangkan bagi siswa dan gurunya.


Faktor menerapkan diri bekerja dalam tim


Komunikasi efektif dalam tim

Salah satu komponen penting dalam membangun sebuah teamwork yang baik adalah adanya komunikasi yang efektif dalam tim tersebut. Komunikasi dapat memperkuat ataupun memperlemah bahkan menghancurkan sebuah tim. Good communication can build up a team, bad one can break it. Komunikasi yang baik dapat membangun kekuatan sebuah tim, sedangkan komunikasi yang buruk dapat menghancurkannya.
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Tentu kita sudah sering mendengar semboyan tersebut di telinga kita. Semboyan ini merupakan salah satu semboyan dalam perjuangan bangsa kita, dalam perang untuk merebut kemerdekaan. Hal ini dapat kita lihat secara nyata dalam contoh sebuah sapu lidi. Batang yang digunakan untuk membuat sapu lidi teramat tipis dan rapuh. Seorang anak berusia lima tahun pun dapat mematahkannya dengan mudah. Tetapi apa yang terjadi apabila kita menyatukan batang lidi yang teramat tipis dan rapuh tersebut menjadi sebuah sapu lidi? Jangankan seorang anak kecil yang berusia lima tahun, orang dewasa yang telah berusia dua puluh tahun pun tidak dapat mematahkannya walau ia menggunakan seluruh tenaganya. Begitu pula yang akan terjadi apabila kita bekerjasama dalam sebuah tim. Sebenarnya, setiap orang di bumi ini terlibat, atau melibatkan diri dalam pembangunan tim. Oleh karena itu, kita dirancang untuk berfungsi dalam jalinan dan hubungan saling ketergantungan dengan orang lain. Hal ini tidak terlepas dari sifat manusia yang merupakan makhluk sosial, yang harus berinteraksi dengan sesamanya untuk dapat hidup dengan baik.
Sebuah perusahaan merupakan kerjasama dari tim. Sebuah klub sepak bola merupakan hasil kerjasama sebuah tim. Bahkan untuk hal-hal yang bersifat individual pun tetap memerlukan sebuah tim untuk dapat berfungsi secara baik. Sebagai contoh dapat kita lihat pada olahraga perseorangan seperti olah raga tinju, lari, golf maupun catur. Kita tidak dapat berhasil mencapai suatu kesuksesan dalam olah raga tersebut tanpa adanya kerjasama. Seorang atlet tinju, lari, golf, dan olah raga individu lainnya tetap membutuhkan pelatih, manajer, maupun para pendukungnya untuk saling bekerjasama dalam mencapai sukses.
Kapan dan di mana pun orang bersama-sama, atau berada dalam kebersamaan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, itulah sebuah tim. Prioritas utama sebuah tim apapun adalah untuk belajar berfungsi seefektif dan seefisien mungkin, sehingga secara individu dan bersama-sama, anggota tim itu dapat meraih sasaran yang tepat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat meraih kesuksesan tanpa bekerjasama dengan orang lain.

1.      Hakekat dan Ciri Organisasi sebagai Tim

Tim adalah suatu kelompok yang memiliki keikatan dan intereaksi yang harmonis memacu terjadinya perubahan pertumbuhan dan perkembangan pribadi maupun organisasi . Keikatan dan interaksi yang harmonis tersebut muncul dalam wujud keterpaduan pola pikir (way of thinking), pola emosi dan motivasi (way of feeling) dan pola tindak (way of action) Prajudi Atmosodirdjo, 1989). Adanya keterpaduan pola pikir, pola emosi, motivasi dan persepsi serta pola tindak memudahkan terjadinya titik temu berbagai keinginan dan minat (interest) ke dalam tujuan bersama (common goal). Masalah paling rawan dalam organisasi adalah apabila keinginan dan minat individu dalam organisasi saling berhadapan “Menang-kalah” yaitu munculnya banyak vested interest. Steven Covey (1997) menemukan 7 kebiasaan atau habits yang perlu dimiliki oleh individu yang ingin memiliki keefektifan yang tinggi : 1). Pro aktif, 2). Mendahulukan yang utama, 3) selalu memulai dengan tujuan akhir, 4). Pendekatan menang-menang, 5) berusaha mengerti orang lain, 6) selalu menciptakan sinergi, keterpaduan dan kebersamaan serta 7). Selalu mengasah dan mengembangkan diri baik fisik , sosial maupun nilai-nilai.  Dari ketujuh habit tersebut yang menonjol adanya tim adalah pendekatan menang-menang, mengerti orang lain dan selalu bersinergi.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu manusia perlu melaksanakan kegiatan bersama secara efektif sehingga pekerjaan akan berjalan dengan efektif, oleh karena itu dperlukan sebuah tim yang efektif. Tipe yang bagaimanakah anda ? Silahkan anda meluangkan waktu sejenak untuk menggali potensi diri anda dalam membangun tim yang efektif. Apakah tim akan efektif apabila telah didukung oleh anggota tim yang mampu berperan dengan baik ? Belbin (1991), mengatakan bahwa ciri atau kondisi organisasi juga merupakan faktor dominan. Adapun ciri-ciri atau kondisi organisasi sebagai tim tidak akan berhasil apabila :

1.      Desain visi, misi dan strategi perusahaan yang kurang imaginable, feasible, motivable, communicable.
2.      Moral atau semangat tim yang rendah,
3.      Konflik of interest pribadi merebak
4.      Kemampuan mental (intelegensia, kreativitas) rendah;
5.      Seleksi yang kurang berhasil.
6.      Kepribadian yang dominan itrovert atau ekstrovert;
7.      Komposisi susunan team yang tidak efektif
8.      Ketidak jelasan peran tim dan anggota-anggotannya.
9.      Tertutup untuk evaluasi
10.  Pemberdayaan kurang efektif.

Kekuatan Kerja Tim

Team (tim) atau TEAM, bukanlah sekedar kata, melainkan juga merupakan akronim untuk suatu kebenaran yang dahsyat, yaitu Together Everyone Achieve More. Konsep dari tim ini terbentuk dari kata yang sering kita dengar berulang kali, yaitu sinergi. Kata sinergi ini berasal dari bahasa Yunani sunergos, ”sun” berarti bersama dan ”ergon” berarti bekerja. Sinergi berarti interaksi dari dua individu atau lebih atau kekuatan yang memungkinkan kombinasi tenaga mereka melebihi jumlah tenaga individu mereka.
Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju satu visi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran organisasi. Itulah rangsangan yang memungkinkan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa. Dalam kajian perilaku organisasi (organizational behavior), terdapat demonstrasi tentang bagaimana kerjasama dapat menghasilkan suatu hal yang luar biasa. Beberapa orang disuruh untuk membentuk beberapa tim yang beranggotakan lima orang, di mana setiap orang belum memiliki kemampuan untuk menganalisis bidang kerjasama tim dengan baik. Setiap orang dalam kelompok diminta untuk memberikan peringkat terhadap suatu hal berdasarkan urutan dari hal yang dianggap paling penting, sampai tidak penting. Setelah itu setiap pendapat dari setiap orang digabungkan untuk mendapatkan rata-rata peringkat untuk setiap kelompok. Apa yang terjadi? Kesimpulan rata-rata kelompok mendekati jawaban yang telah diberikan. Bahkan apabila hasil dari setiap kelompok disatukan dan diambil rata-ratanya, maka penilaian dari setiap kelompok hampir sama dengan penilaian para ahli di bidang tersebut.
Demonstrasi nyata lain mengenai prinsip sinergi dapat kita lihat pula dalam kontes kuda penghela dalam kontes kuda penghela di suatu pekan raya kota. Kuda juara dalam kontes tersebut mampu menghela gerobak seberat 2.250 kilogram. Juara kedua sanggup menarik beban sebesar 2.000 kilogram. Dalam teori, berarti kedua kuda tersebut secara bersama-sama harus mampu menggerakkan maksimum 4.250 kilogram. Untuk uji coba teori tersebut, pemilik kedua kuda memadukan kedua kuda dan membebaninya dengan gerobak. Semua orang yang melihat terperangah. Kedua kuda tersebut mampu menarik beban seberat 6.000 kilogram, atau 1.750 kilogram lebih berat dibanding jumlah upaya yang mampu mereka lakukan sendiri-sendiri. Sinergi dapat dipakai untuk menyatukan tenaga individu, menutup keterbatasan individu, untuk menggandakan upaya individu, supaya sasaran yang lebih banyak dan lebih besar dapat dicapai.

Membangun Tim yang Efektif

Bagaimana membangun tim yang efektif, tim yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap organisasi? Jawabannya adalah apa manfaat membangun tim yang efektif? Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building mengatakan bahwa manfaat membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut:

1.      Dengan adanya tim maka sasaran yang realistis ditentukan, dan dan dapat dicapai secara optimal
2.      Anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil.
3.      Anggota tim memahami prioritas anggota lainnya dan dapat saling membantu satu sama lain
4.      Komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya.
5.      Pemecahan masalah lebih efektif karena kemampuan tim lebih memadai.
6.      Umpan balik kinerja lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa yang diharapkan dan dapat membandingkan kinerja mereka terhadap sasaran tim.
7.      Konflik diterima sebagai hal yang wajar, dan dianggap sebagai kesempatan untuk menyelesaikan masalah. Melalui diskusi tersebut konflik bisa diselesaikan secara maksimal.
8.      Keseimbangan tercapainya produktivitas tim dengan pemenuhan kebutuhan pribadi.
9.      Tim dihargai atas hasil yang sangat baik, dan setiap anggota dipuji atas kontribusi pribadinya.
10.  Anggota kelompok termotivasi untuk mengeluarkan ide-idenya dan mengujinya serta menularkan dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
11.  Anggota kelompok menyadari pentingnya disiplin sebagai kebiasaan kerja dan menyesuaikan perilakunya untuk mencapai standar kelompok.
12.  Anggota kelompok lebih berprestasi dalam bekerjasama dengan tim dan tim lainnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan kerja individu, oleh karena itu sangat disarankan untuk bekerja dalam tim agar hasilnya lebih maksimal. 
Selanjutnya apakah sebenarnya ciri-ciri tim yang efektif, Wandi. S. Barata dan Pius M. Sumaktoyo dalam bukunya Mencapai Sasaran melalui Kerjasam Tim, adalah:

1.      Tim merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu, demi mencapai sasaran-sasaran yang jelas dengan diketahui oleh semua angta tim dalam suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan unjuk kerja.
2.      Dalam suatu tim yang efektif anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan dan sumbangan pemikiran serta masing-masing individu memiliki pran yang berbeda-beda.
3.      Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu.
4.      Para anggota dan pemimpin tim bersedia berbagi ilmu, pengetahuan, informasi dan ketrampilan agar seluruh tim memiliki kemampuan yang sama. Dalam hal ini tidk trjadi penonjolan pribadi.
5.      Apabila terjadi pendapat mereka akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang akan dengan kepala dingin dan memecahkan masalah secara terbuka.
6.      Pembagian dan pendelegasian tanggungjawab dengan orang-orang yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka kerjasama.
7.      Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan bik, walaupun berasal dari anggota tim yang lain.
8.      Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara menentang.


2.      Konsep Komunikasi

Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan. Kelima unsur tersebut adalah: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (communication channel), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Pesan tersebut disampaikan melalui suatu media komunikasi, sehingga dapat diterima dengan baik oleh si penerima, dan menghasilkan umpan balik yang berguna bagi si pengirim pesan. Yang dimaksud media komunikasi di sini bukan hanya berupa percakapan secara langsung dengan menggunakan suatu bahasa yang dapat dimengerti, melainkan segala hal yang dapat membuat individu saling berinteraksi dan saling mengerti mengenai pesan apa yang akan disampaikan, sehingga tidak terjadi salah penafsiran mengenai isi dari pesan tersebut. Media komunikasi tersebut bisa juga berupa isyarat melalui gerakan tubuh, morse, maupun melalui alat bantu seperti surat, gambar, serta alat bantu visual lainnya.

Hukum Komunikasi Efektif

Prinsip dasar yang harus kita perhatikan dalam berkomunikasi dapat kita rangkum dalam satu kata, yaitu REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble), yang berarti merengkuh atau meraih.
Hukum pertama dalam berkomunikasi adalah Respect. Respect merupakan sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara kita. Kita harus memiliki sikap (attitude) menghormati dan menghargai lawan bicara kita karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan orang tersebut. Samuel Johnson mengatakan bahwa ”There will be no RESPECT without TRUST, and there is no trust without INTEGRITY.”
Hukum kedua adalah Empati, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Prinsip dasar dari hukum kedua ini adalah ”Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan.” ”Seek first to understand then be understood to build the skills of emphatetic listening that inspires openness and trust.” (Stephen Covey)
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan atau pun umpan balik apa pun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan.
Hukum ketiga adalah Audible. Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah:

1.      Buat pesan Anda mudah untuk dimengerti
2.      Fokus pada informasi yang penting
3.      Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut
4.      Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar Anda
5.      Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul
6.      Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan (backup)

Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan (Clarity). Pesan yang ingin disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity juga sangat tergantung pada kualitas suara kita dan bahasa yang kita gunakan. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti, akan membuat isi dari pesan kita tidak dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang menganggap remeh pentingnya Clarity, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan. Beberapa cara untuk menyiapkan pesan agar jelas yaitu:
1.      Tentukan goal yang jelas
2.      Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita
3.      Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai
4.      Buat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan
5.      Pesan yang disampaikan harus fleksibel

Hukum kelima dalam komunikasi tim yang efektif adalah sikap rendah hati (Humble). Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika kita berbicara. Justru dengan kerendahan hatilah kita dapat menangkap perhatian dan respons yang positif dari si penerima pesan.
Kita telah mengetahui betapa hebatnya fungsi dari suatu tim, di mana sekumpulan orang yang biasa saja dapat menghasilkan suatu output yang luar biasa. Namun tim tersebut akan menjadi tidak efektif apabila kita tidak dapat saling berkomunikasi. Oleh karena itu diharapkan kita dapat menggunakan kelima hukum komunikasi tersebut untuk membantu kita dalam menciptakan suatu tim yang solid.

Prinsip dan Teknik Berkomunikasi yang Efektif

Komunikasi efektif dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh berbagai faktor. Diantaranya adalah kita faham tentang prinsip-prinsip serta teknik berkomunikasi secara efektif. Dalam hal ini untuk ada dua prinsip dalam komunikasi efektif  antara lain dapat kita tinjau dari :
Pertama, prinsip berbicara efektif prinsip ini lebih menekankan bagaimana berbicara dapat mempengaruhi orang lain.  Artinya proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan secara verbal, sampai pada sasaran. Indikasinya adalah jelas artikulasinya, hamat kata-kata, bahasa yang mudah dimengerti, suara yang enak untuk didengar dan dirasakan.  Selanjutnya dapat dikatakan efektif apabila : menarik untuk didengar, sasaran tercapai (instruktif, informative, ajakan atau himbauan, argumentatif dan klarifikatif). Teknik berbicara yang efektif dapat dilakukan sebagai berikut :

  1. Menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai berbicara.
  2. Mengatur volume bicara agar lebih keras dari biasanya. Caranya dengan mengatur, agar suara dapat didengar oleh jajaran orang yang duduk atau berdiri paling jauh dari tempat kita berbicara.
  3. Menggunakan kata-kata sehari-hari, yang dikenal oelh pendengar. Orang akan tertarik pada pembicaraan yang menggunakan kata-kata yang akrab ditelinganya daripada kata-kata yang tidak dimengerti (misalnya istilah-istilah dalam bahasa asing). 
  4. Layangkan pandangan ke seluruh pendengar.

Kedua, Mendengar dengan aktif. Ada ungkapan yang mengatakan kalau kita ingin didengar orang maka belajarlah menjadi pendengar yang baik. Tampaknya ungkapan ini sangat sesuai dengan bahasan ini. Mendengar adalah hal yang utama dalam berkomunikasi, mendengar dengan aktif berarti mendengar untuk mengerti apa yang dikatakan dibalik pesan. Ada beberapa tip untuk mendengar secara aktif yaitu:

  1. Mendengar dengan aktif dengan menangkap ungkapan non verbal sebaik isyarat/petunjuk verbal. Artinya pada saat mendengarkan dengan aktif penerima akan mendapatkan umpan balik dengan menguraikan sendiri melalui kata-katanya tentang pesan yang disampaikan oleh pengirim, dan mengulang kembali dengan caranya sendiri.
  2. Penerima pesan mengecek kembali, yaitu apa yang ada dibalik pesan yang diterimanya untuk mengerti pesan apa yang sesungguhnya diterima.
  3. Gambaran perilaku, ini merupakan gambaran individual yang sangat spesifik, kegiatan pengamatan keapda orang lain tanpa membuat keputusan atau generalisasi tentang latar belakang, orangnya atau sifatnya.

Teknik mendengar efektif dapat membantu dan memastikan para komunikator mempunyai informasi yang akurat. Memastikan bahwa kualitas informasi yang baik tidak hanya merupakan tantangan dalam komunikasi. Keduanya baik pengirim maupun penerima ingin memastikan bahwa mereka mempunyai kualitas ketepatan dari informasi yang benar.
Brownell menyatakan bahwa efektivitas mendengarkan dapat dimengerti melalui indicator perilaku bahwa sesorang merasa berhubungan dengan mendengarkan secara efektif, sebagaimana orang-orang merasa berhubungan dengan mendengarkan efektif dalam enam unsur yang dikenal dengan HURIER (Hearing, Understand, Rembering, Inerpreting, Evaluating, and Responding.

Komunikasi Merubah dan Menggugah Dengan Hati

Ada pernyataan yang berbunyi “Suara hati hanya dapat didengar dengan hati”, ini menggambarkan bahwa bila kita ingin menyampaikan sesuatu supaya dapat efektif maka harus dilakukan dengan penuh perasaan, tumbuh dan timbul dari lubuk hati yang paling dalam sehingga akan akan keluar dengan lembut dan hati-hati. Maka akan sampai juga dengan kelembutan dan kasih sayang pada perasaan sanubari yang paling lembut. Adapun tahapan merubah dan menggugah dengan hati antara lain :

1. Tahapan Pra Pelaksanaan yaitu:
Hati yang tulus
                  Penampilan yang bagus
Tujuan yang focus

2. Tahapan Pelaksanaan yaitu :
Satukan hati dan visualisasi
Bahasa tubuh dan ekspresi
Lengkapi dengan informasi
Jiwai visi misi

3. Tahapan Pasca yaitu :
                     Evaluasi diri
                     Perbaiki diri

3.      Komunikasi dalam Tim

Untuk dapat membangun kerjasama dalam sebuah tim, diperlukan komunikasi antaranggotanya agar tujuan bersama dapat tercapai. Pernahakan kita membayangkan apa yang terjadi dalam suatu tim apabila setiap anggota tim tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan anggota tim lainnya? Seberapa pun hebatnya kemampuan individu dalam suatu tim, mereka tidak akan ada gunanya apabila tidak dapat berkomunikasi antara yang satu dengan lainnya. Mereka hanya akan menjadi sebuah kelompok yang tidak tahu ke mana arah yang akan dituju. Keahlian mereka akan menjadi sia-sia apabila mereka tidak dapat mengkomunikasikannya dengan orang lain. Seperti yang telah dikatakan oleh William Shakespeare ”No man is lord of anything, though in and of him there be much consisting, till he communicate his part to other.”
Contoh nyata yang sering kita lihat adalah pada pertandingan sepak bola. Sering kali pada pertandingan sepak bola, di mana terdapat suatu tim yang bertabur bintang dengan skil individu yang tinggi kalah oleh sebuah tim yang berisikan pemain dengan kemampuan skill individu yang tidak begitu menonjol. Apa yang menyebabkan tim tersebut dapat menang? Komunikasi yang baik dan saling pengertian antarpemain dalam tim tersebutlah yang menyebabkan tim yang diisi oleh pemain yang memiliki skill rata-rata dapat berubah menjadi tim yang hebat dan menakutkan. Hal ini telah diakui oleh pelatih sepak bola manapun di dunia ini. Mereka mengakui bahwa kemampuan individu merupakan hal yang penting, tetapi ada hal yang lebih penting dalam suatu tim sepakbola; yaitu kerjasama tim, kesadaran akan tugasnya masing-masing dan saling pengertian antarpemain tim tersebut.
Demikianlah apabila kita cermati dengan seksama bahwa komunikasi efektif dalam tim pada hakekatnya adalah proses komunikasi yang efektif dalam berbagai dimensi organisai. Tim akan memberikan kontribusi yang besar terhadap organisasi apabila didukung oleh komunikasi yang efektif pada setiap elemen organisasi. Komunikasi tidak bisa efektif apabila tidak didukung oleh tim yang efektif.

Menerapkan Diri Bekerja Dalam Tim

Semua manusia pada umumnya mempunyai saling ketergantungan satu sama lain karena mereka tidak dapat hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya. Seperti dalam hal pekerjaan, biasanya mereka akan membentuk kelompok atau tim dan mereka akan bekerja sama agar pekerjaannya cepat terselesaikan. Dalam arti sempit, tim dapat dikatakan sebagai kelompok.
Tetapi dalam arti yang lebih luas, pengertian tim adalah suatu kekuatan dinamis dari sekelompok kerja lengkap yang para anggotanya saling bertemu dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam mengerjakan suatu pekerjaan, setiap orang pastinya akan membutuhkan bantuan orang lain maka setiap orang akan membentuk tim atau kelompok. Selain dapat bantuan dalam menyelesaikan tugas, tujuan dari bekerja dalam tim adalah:
1.      Untuk memperlancar aktivitas pekerjaan.
2.      Untuk memanfaatkan potensi setiap anggota kelompok.
3.      Untuk bekerja bersama-sama.
4.      Ada pembagian tugas,wewenang yang jelas dan adil untuk setiap anggota tim.
5.      Untuk mengefisiensikan waktu dan biaya
Sebenarnya bila bekerja dalam satu tim, membawa banyak manfaat selain mempercepat penyelesaian pekerjaan. Adapun manfaat dari bekerja dalam satu tim adalah:
1.      Terciptanya persatuan dan kebersamaan
Dalam bekerja satu tim, perbedaan-perbedaan yang ada dapat disatukan, sehingga rasa persatuan dan kebersamaan antaranggota tim akan tercipta.
2.      Meringankan beban pekerjaan dan beban biaya yang ditanggung
Beban pekerjaan yang banyak dan berat akan terasa lebih mudah jika dikerjakan bersama-sama (satu tim). Dan setiap pekerjaan pasti membutuhkan biaya, tetapi jika pekerjaan tersebut dibebankan kepada banyak orang akan terasa biaya lebih ringan.
3.      Meningkatkan produktivitas
Dengan bekerja dalam  satu tim, pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, jumlah yang dihasilkan lebih banyak dan kualitas yang dihasilkan lebih baik sehingga meningkatkan produktivitas.
4.      Meningkatkan efektivitas pekerjaan
Pembagian kerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian dalam satu tim sangat efektif karena mereka mendayagunakan seluruh kemampuannya agar mendapat hasil yang lebih baik.
5.      Mendorong berkembangnya kreativitas dan inovasi
Dengan mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dalam satu tim, akan menumbuhkan kreativitas anggota tim.
6.      Meningkatkan rasa tanggung jawab
Dengan adanya pembagian tugas, tiap anggota akan bekerja dengan sungguh-sungguh karena mereka mempunyai tanggung jaawab masing-masing.
7.      Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan
Pelanggan adalah raja dan ingin dilayani secepatnya, sehingga diperlukan kerjasama anggota tim agar dapat kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi.
8.      Dapat memberikan manfaat finansial
Dan pada akhirnya jika semua anggota tim bekerja dengan sungguh-sungguh, maka dengan  sendirinya finansial/keuangan mereka akan meningkat/bertambah seiring dengan peningkatan produktivitas anggota tim.
Selain itu dalam bekerja satu tim, tentunya harus menerapkan prinsip-prinsip yang harus dikembangkan agar perbedaan dalam sebuah tim tidak berkembang menjadi suatu konflik. Adapun prinsip-prinsip itu adalah:
1.                  Saling menghargai
2.                  Mempunyai komitmen dan kepentingan yang sama
3.                  Mengembangkan peraturan yang jelas dan transparan
4.                  Mampu mengendalikan diri dan menjaga keseimbangan antara emosi dan pikiran
5.                  Harus saling mendukung
6.                  Bersikap terbuka dan saling percaya
7.                  Produktivitas
8.                  Selalu berkonsultasi sebelum memutuskan
9.                  Evaluasi
Pada dasarnya setiap orang yang bergabung dalam satu tim, mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan, dan tugas yang diberikan. Antara lain:
1.      Tugas dan tanggung jawab sebagai anggota tim
Antara lain sebagai berikut:
a.       Mengembangkan visi dan misi dari sebuah tim.
b.      Menjaga rahasia, prestise, dan nama baik tim.
c.       Taat terhadap aturan yang telah ditetapkan tim.
d.      Menjalin kerjasama yang baik dengan rekan kerja tim.
e.       Mempunyai loyalitas kepada tim.
f.       Melakukan seluruh pekerjaan yang menjadi tugasnya masing-masing dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
2.      Tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin tim
Antara lain sebagai berikut:
a.       Selalu memberikan contoh yang baik mengenai sikap, tindakan, dan perbuatan kepada bawahan.
b.      Selalu memotivasi dan dorongan kepada bawahan.
c.       Memberi perhatian dan tanggapan tentang semua persoalan yang ada dalam tim, baik berdasarkan pengamatan sendiri maupun beradasarkan laporan dari bawahan.
d.      Bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh tim.
Tetapi agar semua anggota dapat mengoptimalkan segala potensinya, perlu diketahui tipe-tipe tim yang cocok serta tugas dan tanggung jawab masing-masing tim, antara lain:
1.      Tim Formal
Yang termasuk dalam tim formal, yaitu:
a.       Tim fungsional, adalah tim permanen yang dibentuk oleh organisasi untuk meraih sejumlah tujuan organisasi dengan jangka waktu yang tidak terbatas dan biasanya anggota dipilih berdasarkan bidang keahliannya. Dan tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
-          Mengelola kegiatan organisasi sehari-hari,
-          Melakukan pertemuan secara berkala untuk membahas rencana kerja,
-          Menerima laporan dari bawahan dalam rangka mengontrol, menyusun, merencanakan, dan melaksanakan tugas pekerjaan tim.
b.      Tim pendukung formal adalah tim yang memberi dukungan dan layanan seperti keuangan, administrasi dll. Dan tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
-          Bertugas dan bertanggung jawab penuh terhadap beban kerja rutin,
-          Meningkatkan produktivitas
2.      Tim Informal
Yaitu tim yang diciptakan anggota-anggotanya sendiri untuk meraih tujuan yang belum tentu relevan dengan tujuan organisasi.
3.      Tim Tugas
Sebuah tim yang diciptakan oleh organisasi untuk meraih tujuan dengan ruang lingkup yang relatif sempit dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Adapun yang termasuk ke dalam tipe tim ini adalah:
a.       Tim proyek
Yaitu tim yang dibentuk selama berlangsungnya suatu proyek tertentu. Tim ini bertugas dan bertanggung jawab untuk menentukan pembagian kelompok dan tugas serta perencanaan yang rinci dengan penuh disiplin.
 b.      Tim perubahan
Yaitu tim yang terdiri dari para ahli yang ditujukan untuk membuat perubahan dengan kemampuan kolektif. Tugas dan tanggungjawab tim ini adalah untuk mempengaruhi budaya perusahaan untuk mencapai peningkatan hasil dengan menerapkan metode baru;
c.       Tim khusus
Yaitu badan otonom yang terpisah dari organisasi, seringkali berkedudukan di lokasi yang jauh. Tim ini bertugas untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas tertentu dan membentuk tim yang fleksibel, independent, dan tangguh untuk mengejar hasil optimal.
d.      Tim gugus tugas sementara
Yaitu tim yang dibentuk untuk mempelajari atau memecahkan masalah tertentu dan melaporkan kepada pimpinan. Tim ini bertanggung jawab untuk membangun sistem IT baru, menghilangkan penghentian produksi dengan melibatkan diri dalam tugas-tugas serupa, dan untuk menggunakan proses informal dan menciptakan alternatif.
Apabila tim sudah dibentuk dan sudah mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing, tentunya tim tersebut harus dikembangkan. Dan dalam perkembangan tim, ada tahap-tahap perkembangan, antara lain:
1.      Pembentukan tim (forming)
Pada tahap awal ini individu-individu yang bergabung dalam tim masih membawa nilai-nilai, pendapat, dan cara kerja yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. Dan tahap ini terselesaikan jika anggota tim mulai menempatkan diri mereka sebagai bagian dari tim.
2.      Konflik/keributan (Storming)
Tahap ini merupakan periode konflik dan kompetisi antar anggota tim. Anggota tim menerima eksistensi tim, tetapi menolak keterbatasan yang mengganggu individualitas. Tahap ini terselesaikan jika terdapat hierarki yang jelas mengenai kepemimpinan dalam tim dan anggota tim berorientasi pada pemecahan masalah.
3.      Penormaan (Norming)
Norming ditandai dengan terbentuknya hubungan yang dekat antar anggota tim, menunjukkan kohesivitas (hubungan yang erat) dan merasakan identitas kelompok yang kuat. Tahap ini terselesaikan jika terdapat struktur peran dan norma yang merupakan konsensus bersama.
4.      Pelaksanaan (Performing)
Performing dicapai jika struktur telah berfungsi dan diterima secara penuh. Dan setiap anggota tim menyadari dan benar-benar sadar bahwa setiap individu dalam kelompok memiliki perannya masing-masing untuk berkontribusi mencapai tujuan tim.
5.      Penundaan (Adjourning)
Adjourning adalah tahap persiapan untuk membubarkan diri. Anggota tim lebih memfokuskan perhatian pada penyelesaian aktivitas seperti seremonial sebagai penutupan.
Didalam perkembangan sebuah tim, maka akan terjalin hubungan antar pribadi atau interpersonal relationship, yang artinya hubungan baik yang terjalin antar anggota dalam suatu lingkungan perusahaan yang berbada latar belakang dan pengalamannya.
Sebenarnya ketika bekerja dalam tim, hubungan antar pribadi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a.       Terbuka atas kritik dan saran.
b.      Menghargai perbedaan.
c.       Mau mendengar dan menghargai orang lain.
d.      Tidak memaksakan pendapat diri sendiri.
e.       Membangun kepercayaan dengan orang lain.
f.       Bersedia menolong dan mau ditolong orang lain.
Jika hubungan antar pribadi dalam suatu tim dapat berjalan dengan baik, akan memberikan manfaat, antara lain:
a.       Terciptanya kerjasama yang serasi antar anggota tim.
b.      Menumbuhkan sikap saling pengertian antara pimpinan dan anggota.
c.       Mengembangkan karir para anggota tim.
d.      Menanamkan rasa tanggung jawab kepada anggota tim.
e.       Menciptakan rasa solidaritas.
f.       Membangkitkan semangat anggota tim untuk terus berkarya,bekerja dan berprestasi.
Pada hakekatnya, budaya merupakan pondasi dari suatu tim. Jadi dapat dikatakan budaya kerja tim adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu tim. Tujuan budaya kerja tim adalah untuk membangun sumber daya manusia (SDM) seutuhnya agar setiap anggota tim sadar bahwa mereka berada dalam suatu hubungan dan berperan serta dalam menumbuhkan semangat kerja sama dan disiplin yang tinggi demi kemajuan tim.
Budaya kerja tim memberikan banyak manfaat, antara lain:
a.       Meningkatnya diplin
b.      Terbenruk sikap kegotongroyongan
c.       Menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik
d.      Membuka seluruh jaringan komunikasi
e.       Adanya keterbukaan
f.       Adanya kebersamaan
g.      Jika menemukan kesalahan dapat cepat diperbaiki
h.      Timbul rasa kekeluargaan
i.        Cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan
j.        Mengurangi laporan berupa data-data dan informasi yang salah dan palsu
k.      Kepuasan kerja meningkat
l.        Pergaulan yang lebih akrab
m.    Ingin memberikan yang terbaik bagi tim

Budaya untuk membentuk tim yang tangguh antara lain:
a.       Visi dan misi.
b.      Saling percaya (trust)
c.       Empati
d.      Menghormati setiap individu
e.       Berpikir positif
f.       Kerja sama
g.      Rela berkorban
h.      Suka tantangan dan hal baru
Menurut Luthans (2007), karakteristik penting dalam budaya organisasi (tim) mencakup sebagai berikut:
  1. Keteraturan perilaku yang dijalankan
  2. Norma
  3. Nilai yang dominan
  4. Filosofi
  5. Aturan
  6. Iklim organisasi
Sedangkan menurut Robbins (1996), sebagai berikut:
  1. Inisiatif individual, tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi yang dipunyai individu.
  2. Toleransi terhadap tindakan beresiko.
  3. Arah.
  4. Integrasi.
  5. Dukungan dari manajemen.
  6. Kontrol.
  7. Identitas.
  8. Sistem imbalan.
  9. Toleransi terhadap konflik.
  10. Pola-pola komunikasi.
Berdasarkan teori-teori diatas, dapat disimpulkan karakteristik budaya dalam tim dapat berpengaruh terhadap perusahaan dalam hal-hal sebagai berikut:
a.       Berpengaruh terhadap tingkat keluar masuknya karyawan
b.      Berperan dalam pengambilan keputusan
c.       Memberi identitas bagi organisasi
d.      Mengembangkan metode
e.       Menjaga sistem reward